Site icon Wacana Zeckry

Kitab Syarh Al-Muhazzab

Kitab ” al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab ”  karya Imam Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf al-Nawawi merupakan rujukan fiqh terbesar mazhab al-Syafi-’i secara khusus dan fiqh Islam secara umum. Selain juga merupakan sebahagian dari kekayaan klasik Islam yang murni dan khazanah fiqh perbandingan. Kitab yang sangat monumental ini memiliki karakter khusus yang membuatnya berbeza dari segi metodologi ilmu yang akurat, sehingga membuatnya berada di tempat teratas dibanding ensklopedia-ensiklopedia fiqh lainnya, baik klasik maupun kontemporer.

Tidak diragukan lagi, kitab al-Majmu’ merupakan khazanah terbesar bidang fiqh Islam yang isinya menjelaskan konsep-konsep dasar dari hukum Islam yang membuat para ulama selepas al-Nawawi kagum.

Orang yang pernah mengkaji kitab-kitab induk terbesar dalam fiqh Islam di berbagai madzhab, seperti al-Muhalla karya Ibnu Hazm, al-Umm karya al-Syafi-‘i, al-Mughni karya Ibnu Qudamah dalam fikih madzhab Hanbali dan kitab al-Mabsuth karya al-Sarkhasi, akan menemukan bahwa kitab al-Majmu’ karya al-Nawawi merupakan salah satu rujukan terbesar yang penuh dengan pendapat-pendapat fiqh keempat imam mazhab dan lain-lainnya, sekalipun fokus utama pembahasannya adalah mengenai fiqh al-Syafi’i.

Kitab al-Majmu’ berbeza dari kitab-kitab fiqh induk yang lain, di mana cakupan isinya memuatkan seluruh pendapat-pendapat mazhab berserta dalil-dalilnya, di samping menyebutkan pentarjihan di antara pendapat-pendapat ini. Tak ada yang paling menunjukkan keluasan wawasan al-Nawawi dan kedalaman ilmunya selain dari penjelasannya terhadap isi kitab al-Muhazzab karya al-Syirazi yang berjumlah sekitar 120 halaman menjadi 9 jilid kitab al-Majmu’.

Namun sayangnya ia meninggal dunia lebih awal sebelum sempat menyelesaikan Syarh al-Muhazzab berdasarkan methodologi ilmiah yang telah ia tetapkan dan dipegangnya, Dari pentakhrijan hadits-hadits hukum, penjelasan maknanya, penyebutan seluruh pendapat para imam dari kalangan ahli fiqh dan pentarjihan di antara pendapat-pendapat tersebut serta mazhab-mazhab mereka, penjelasan kecacatan hadits, status hadits dan biografi para perawinya, penafsiran kalimat-kalimat yang langka ( gharib ) dari al-Qur’an dan al-Hadits serta penjelasan kosa kata yang terdapat dalam redaksi kitab al-Muhazzab, membuatkan kitab al-Majmu’ benar-benar merupakan ensiklopedia umum dalam bidang fiqh, hukum, tafsir ayat-ayat al-Qur-’an dan hadits, keunikan bahasa serta biografi para ulama terkemuka dari kalangan perawi dan ahli hadits.
Namun, al-Nawawi -rahimahullah- meninggal sebelum menyelesaikan kajian ilmiyahnya dalam menghuraikan kitab al-Muhazzab pada abad ketujuh Hijriyah kerana ia meninggal dunia lebih awal pada tahun 676 H setelah memenuhi dunia dengan ilmu dan karya tulis, maka selanjutnya tugas mulia ini diambil alih oleh salah seorang ulama terkemuka, iaitu Taqiyuddin al-Subki, seorang Syaikhul Islam pada masanya. Ia dilahirkan di desa Subuk dari wilayah Monofia pada tahun 683 H dan wafat pada tahun 756 H.

al-Nawawi adalah kebanggaan ulama Syam. Begitu pula dengan al-Subki, dia adalah kebanggaan bagi bangsa Mesir dan ulamanya. Imam yang handal dalam bidang fiqh ini menyelesaikan bagian pertama Syarh al-Muhazzab dari akhir syarah al-Nawawi pada awal bab mu-‘amalat. Selain itu, ia mengikuti metod pendahulunya dalam menjelaskan kitab al- Muhazzab karya al-Syirazi. Namun usaha yang besar ini terhenti lagi apabila al-Subki meninggal dunia lebih awal setelah menyelesaikan tiga jilid dari kitab al-Majmu’  iaitu sampai bab al-Murabahah dari Kitab al-Buyu’.

Setelah itu warisan Islam ini selama hampir 6 abad tetap menjadi manuskrip di beberapa perpustakaan, di Timur dan Barat. Sebahagiannya di Turki, sebahagiannya di Eropah dan sebahagian lainnya di perpustakaan Mesir. Kitab ini menjadi harta simpanan terpendam yang tidak mendapatkan perhatian para ahli fiqh selama 6 abad, kecuali sedikit penjelasan (syarah) dari Ibnu Baththal al-Rakbi atas isi al-Muhazzab dalam kitabnya Syarh Gharib al-Majmu’.

Kemudian Allah Azza wa Jalla mengizinkan kitab ini lepas dari “kurungan” perpustakaan dan menuju dunia penerbitan hingga para ahli fiqh dapat memanfaatkannya dan para ahli hukum boleh mengambil isinya. Lalu Allah Azza wa Jalla membangkitkan beberapa ulama di Universiti al-Azhar Mesir yang sangat menaruh perhatian besar terhadap kekayaan peninggalan Islam untuk memberikan tahqiq dan ta’liq-nya. 

Kitab yang berharga ini, kemudian telah ditahqiq dan disambung kembali syarahnya oleh al-‘Alim  al-Faqih al-Syeikh Muhammad Najib bin Ibrahim al-Muthi_’iy mengikut metod dua imam sebelumnya. Akhirnya,  Kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab yang lengkap disyarah oleh tiga ulama ini telah diterbitkan pertama kali pada tahun ? oleh Maktabah al-Irsyad, Arab Sa_’udi. Mengikut cetakan ini, Kitab al-Majmu’ dibahagikan kepada tiga bahagian ; 

1.  Juz  1-9 , merupakan syarah oleh Imam al-Nawawi.
2. Juz 10-11, merupakan syarah oleh Imam Taqiyuddin al-Subki.
3. Juz 12-23, merupakan syarah oleh sl-Syeikh al-Muthi_”iy.

Kitab ini, boleh didwnload di sini:    المجموع شرح المهذب

Sumber :

[zotpress items=”{5090062:33BVUW4A}” style=”apa”]

Exit mobile version